Sering Merasa Tatapan Orang Mengarah Ke Kita? Nggak Perlu Takut Kegeeran, Ini Penjelasannya!
ILC, Ketika berada di kendaraan umum atau sedang berada di tengah keramaian, kamu pernah nggak sih merasa sedang ditatap atau diawasi orang lain meskipun kamu sendiri nggak melihatnya secara langsung? Memang nggak enak banget ya kalau sering merasa begitu. Pasti nanti jatuhnya jadi kikuk, grogi, berpikir apakah ada yang nggak beres dengan penampilan, berpikiran negatif, atau ada juga yang malah kegeeran terus jadi sok cool gitu. Tapi keadaan sering merasa tatapan orang mengarah ke kita gitu sebenernya normal nggak ya? Gejala paranoia bukan ya? Simak lebih jauh aja yuk untuk jawaban lebih jelasnya.
Pertama-tama, kalau kamu termasuk orang yang sering merasa tatapan orang lain mengarah ke kamu, selamat ya karena kamu termasuk orang yang normal. Mata kita ternyata memang tercipta untuk menangkap perhatian dan dapat mengungkapkan arah tatapan dengan mudah. Mata juga akan langsung memberikan pengertian ke kita ketika terjadi sesuatu yang berarti.
Selain ketajaman mata kita, otak juga memiliki peran yang nggak kalah penting. Menurut pemimpin riset sekaligus profesor psikologi dari University of Sydney, Colin Clifford, seperti dikutip dari Dailymail, otak kita akan mengatakan kepada diri kita bahwa tatapan seseorang sedang mengarah ke kita ketika dia (otak) tidak yakin dengan apa yang kita lihat. Otak bahkan mungkin juga memberitahu bahwa ada yang sedang menilai kita. Hal tersebut mungkin kelihatannya sudah alamiah, tapi sebenarnya nggak sesederhana itu lho bagi otak. Menurut Clifford, otak harus melakukan banyak pekerjaan di balik layar. Otak menentukan apakah seseorang melihat kita dengan mencari tahu ke mana arah tatapan mata dan kepala orang menuju. Tapi jika semua informasi tersebut tidak ditemukan, otak akan mengisi kekosongan dengan menggunakan informasi dari pengalaman sebelumnya.
Para periset menguji cara kerja otak dengan menggunakan berbagai foto orang dengan tatapan mata yang sulit ditentukan menunjuk ke arah mana. Riset pun menunjukkan bahwa para peserta tes sangat percaya foto-foto tersebut menatap mereka. Berdasarkan riset timnya itu, Clifford menyatakan bahwa kita terprogram untuk percaya bahwa ada orang yang sedang menatap kita, terutama di saat kita tidak yakin.
Otak menghasilkan asumsi dari pengalaman kita sebelumnya, lalu mencocokkannya dengan yang kita lihat pada saat tertentu atau dalam situasi yang tidak dikenal. Para periset juga menjelaskan bahwa selalu merasa ditatap orang tidak selalu menjadi gejala paranoia, tetapi perasaan demikian adalah cara untuk memahami orang lain, entah kenal entah tidak. Tindakan menatap langsung pada seseorang biasanya dianggap sebagai sinyal dominasi atau ancaman. Jadi dengan percaya bahwa ada orang lain yang sedang menatap kita, itu adalah strategi pertahanan agar lebih aman.
Ketika seseorang melihat kita, itu mungkin juga bisa sebagai pertanda bahwa orang tersebut ingin berkomunikasi dengan kita. Jadi dengan beramsumsi bahwa kita sedang ditatap, terlepas itu nyata atau tidak, tubuh kita akan terus siaga dan dapat mengantisipasi interaksi yang mungkin terjadi. Dengan asumsi demikian, kita juga dapat memiliki kesempatan lebih untuk memperkuat interaksi sosial melalui percakapan. Contoh lainnya, kalau kita merasa ditatap atau diperhatikan oleh orang-orang yang kita kenal, kan kita jadi lebih semangat untuk ikut ngobrol dan merespons. Iya nggak?
Begitu penjelasannya mengapa kita sering merasa tatapan orang menuju ke kita. Jadi sekali lagi, kamu normal kok kalau sering merasa ditatap orang, asal nggak berlebihan juga. Kalau di mana-mana, nggak di tempat ramai nggak ditempat sepi, kamu tetep aja terus merasa ditatap orang, itu baru berarti ada yang nggak beres dan harus diperiksain. Jangan-jangan memang ada 'sesuatu' yang mengikutimu lagi!
Sumber : https://www.yukepo.com/
No comments: