6 Modus ‘Ekstrim’ Para Bandar Menyelundupkan Narkoba ke Wilayah Indonesia


ILC, Semakin meningkatnya peredaran narkoba dan obat-obatan terlarang di Indonesia, saat ini sudah mencapai taraf yang sangat mengkhawatirkan. Tak terhitung lagi banyaknya jumlah korban yang jatuh, terutama di kalangan anak-anak muda. Invasi barang haram tersebut, begitu masif, menerobos semua kalangan. Mulai dari level tukang becak, hingga sekelas pejabat elit pun, tak berkutik dengan “rayuan semu” tersebut.

Terhitung, tak sedikit artis dan tokoh publik di Negeri ini yang sedang terjerat hukum karena kasus narkoba. Seperti kejadian baru-baru ini, artis Jenifer Dunn dan istri dari wakil Bupati Manado, ditangkap oleh pihak kepolisian karena kepemilikan Narkoba. Tingkat penyebaranya yang begitu pesat di Indonesia, tentu sangat menarik untuk disimak. Terlebih, ada banyak cara-cara unik dari para Bandar narkoba tersebut untuk meloloskan dan mengedarkannya, bakal bikin kita mengelus dada.

Disimpan Dalam Sepatu Agar Lolos Pemeriksaan

Penduduk Indonesia yang banyak didominasi usia muda, menjadi sasaran empuk bagi Bandar Narkoba internasional untuk “melariskan” barangnya. Bermacam cara pun mereka tempuh agar narkoba milik mereka dapat “mendarat” dengan selamat. Mulai dari tempat untuk menyembunyikan hingga cara “nggal biasa” pun dilakukan agar barang tersebut “selamat”.


Seperti kejadian di Bandar Soekarno Hatta ini. Tiga orang kurir narkotika tersebut berhasil diamankan oleh pihak Bea dan Cukai. Mereka kedapatan membawa paket sabu sebanyak 2,02 Kilogram yang disimpan di dalam sepatu. Serbuk “surga” tersebut disimpan dengan amat rapi, kemudian sepatu dipakai agar lolos dari proses pemeriksaan barang. Ada-ada saja ya.

Dikemas Dalam Buku Cerita Supaya Polisi tak Curiga

Semakin ketatnya pengawasan terhadap peredaran narkoba, membuat para kurir dan sang bandar kerja keras memutar otak. Alhasil, para pelaku “maksiat” tersebut menemukan “jurus” ampuh untuk mengirimkan narkoba. Teknik ini pun sebenarnya cukup membawa keberhasilan bagi kelancaran “Misi” mereka.


Caranya adalah menggunakan “kepolosan” buku cerita anak sebagai media pengiriman. Sayangnya, cara yang tergolong jitu ini ternyata keburu dicium oleh pihak kepolisian. Tak lama, sang pemilik “buku istimewa” tersebut akhirnya tertangkap dan si pelaku harus merelakan sebagian hidupnya meringkuk di balik jeruji besi.

Ban Mobil Pun Tak Luput Jadi Tempat Penyimpanan Narkoba

Bandara yang menjadi lokasi pengiriman barang haram oleh para pengedar dan kurir narkoba, kini mulai melirik alternatif lokasi lain yang lebih “aman” dari incaran petugas. Seperti kisah sabu-sabu seberat 20 kilogram yang didatangkan dari negeri Jiran, Malaysia ini, menggunakan ban mobil sebagai media pengirimannya.


Alih-alih berhasil mengecoh petugas, justru para kurir tersebut tertangkap oleh petugas BNN yang didukung oleh aparat kepolisian dan TNI. Narkoba tersebut disimpan sedemikian rupa ke dalam ban mobil dan ban cadangan. Agar tidak mencurigakan, barang haram jenis sabu tersebut diletakkan pada sisi kanan dan kiri pada ban belakang.

Jurus Ala Lagu “Ayu Ting-ting” Juga Dipakai Sebagai Kedok Mengirim Narkoba

Lagu alamat palsu yang dinyanyikan oleh Ayu ting-ting, mungkin menjadi inspirasi dari kawanan kurir narkoba ini. Salah satu modus yang digunakan adalah dengan berpura-pura mengirim paket berisi narkoba dengan alamat acak. Cara tersebut dilakukan agar tidak bisa dilacak oleh aparat penegak hukum.


Cara semacam tergolong ampuh. Selain menghemat biaya,  narkoba yang ada didalamnya juga bisa disamarkan dengan barang yang lain. Namun, ibarat pepatah, sepandai-pandai Tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Kawanan kurir “alamat palsu” ini berhasil diringkus polisi karena banyaknya laporan terkait paket-paket dari luar negeri yang di kirim pada alamat yang tidak sesuai. Infomasi inilah yang dijadikan pihak kepolisian menangkap para “utusan khusus” tersebut.

Alat Tukang Tambal Ban Juga Menarik Untuk Kirim Narkoba

Ngeri juga jika ternyata salah satu alat pengisi angin ini bisa digunakan sebagai media “transfer” narkoba. Modus “kompresor isi narkoba” ini ternyata merupakan hal yang baru. Teknik ini merupakan sebuah cara khusus dari jaringan  pengedar narkoba di Belanda, untuk memasukkan barang mereka di Indonesia.


Sebelumnya, jaringan mereka menggunakan kapal-kapal yang berlabuh. Kemudian, narkoba tersebut dijemput oleh speedboat kecil agar tidak mencurigakan. Ketika pelaku tertangkap, ada lebih dari 100 ribu butir pil ekstasi berbagai warna den merk yang ditemukan di dalam kompresor tersebut.

Ngendap di Perut Supaya Lolos Pantauan

Modus menelan narkoba ini tergolong cara yang cukup ekstrim dan bukan main-main. Jika sampai salah telan, nyawa bisa menjadi taruhannya. Cara “ekstrim” ini tercatat dilakukan oleh seorang Warga Negara Nigeria yang bernama Uchena Kingsley Okoye. Ia menelan kapsul yang berbentuk telur berisikan kristal sabu-sabu dengan total 81 butir.


Sesaat setelah turun dari penerbangan jurusan Dubai-Jakarta, dengan santainya ia melenggang melewati gerbang pemeriksaan. Walau begitu, petugas Bandara yang telah mendapatkan informasi mengenai pria berkulit hitam tersebut, tidak melepaskannya begitu saja. Meski dianggap “bersih” setelah melalui pengeledahan fisik, petugas kemudian memberinya obat pencahar. Setelah beberapa saat, dirinya pun mulai merasa mulas. Sehabis buang air besar, terbongkarlah kedoknya. Ternyata, narkoba tersebut disimpan di dalam perutnya.

Di zaman yang serba canggih seperti saat ini, para pengedar narkoba tersebut semakin kreatif untuk “berdagang” narkoba kepada generasi muda bangsa ini. Hal ini bisa menjadi sebuah “pekerjaan rumah” yang besar, terutama bagi petugas hukum dan masyarakat agar lebih waspada terhadap modus-modus yang mereka lancarkan.



Sumber : https://www.boombastis.com/

No comments:

Powered by Blogger.